Friday, August 12, 2016

Sebulan Setelah Idho Mondok

Seperti judul cerpen....
Rasanya memang ingin segera menuliskan perasaan seorang ibu (ciee) yang salah satu anaknya keluar rumah untuk menuntut ilmu.
Pertama, rumah jadi sepi, relatif lebih rapih karena tidak ada yang biasanya lempar sana lempar sini baju atau celana.
Kedua, belanja tidak terlalu banyak.  Karena Idho mondok yang katanya makannya tahu tempe dan seminggu sekali makan lauk ayam, maka aku berkomitmen dalam hati akan ikut prihatin.  Aku banyak makan sayur yang Idho tidak suka.  Jadinya, loyang-loyang mangkrak, bahan kue nganggur.
Ketiga, rasa kangen dan sepi membuatku selalu memohon pada Allah, semoga anakku terutama Idho dilindungi Allah.  Selagi orang tua tidak mampu mendampingi dan melindungi anak, kepada siapa lagi aku memohon pertolongan.
Di rumah tinggal Aku dan Ais, embah hanya makan bubur, sementara pembantu juga bebas mau makan apa.  Kalau aku dan Ais, makan juga seadanya.
Ini nanti, kalau Ais sudah kuliah dan ngekos, rumah lebih sepi lagi... Oiya..Ais diterima di Sastra Inggris Unair lewat jalur SBMPTN, alhamdulillah.  besok tanggal 18 Agustus mulai dikukuhkan.  Aku selalu berdoa untuk anak-anakku, semoga mendapat pertolongan dan petunjuk Allah dimanapun mereka berada dan mendapat ilmu yang barokah. Amiin.
sebagai orang tua, aku punya bayangan bahwa anak-anak harus mengalami pengalaman global, karena itu mereka perlu menyiapkan diri mulai sekarang

Sunday, July 17, 2016

Aku seperti Kanguru

Meskipun judulnya tentang kanguru, tulisan ini kumulai dari awal Romadhon (kelihatannya gak nyambung....babah wes).
Ketika itu, penyakit embah kelihatan lebih parah. Sesaknya hampir seharian, minta ke dokter umum hampir seminggu dua kali. Akhirnya beliau memutuskan sendiri, minta dibawa ke RS. Dulu-dulu kalau ditawari tidak mau.
Jadilah momen penting. Hari pertama puasa Senin, 6 Juni 2016 pagi2 sekali, aku mengantar embah ke RSI.  Satu anakku kubawa untuk membantu.  Aku ingat betul. Hari pertama itu, Idho tidak ikut ke RS (krn lebih memilih tidur pagi setelah sholat subuh), dia sama pembantu. Sementara pembantu kan hanya sampai siang. Karena embah langsung harus ngamar, Siang hingga sore sendirian di rumah, ramadhan lagi. Bisa dibayangkan khawatirnya aku. Akhirnya Idho kusuruh 'cari' makanan buka (bukan sekedar takjil, lho) ke masjid SD nya dulu, yang kita tahu menghidangkan makanan buka setelah sholat.  Kami, aku dan Ais, juga begitu. Karena kantin rumah sakit juga tidak buka, maka kami mengandalkan makanan buka dari masjid RSI. Alhamdulillah dapat. Benar-benar ramadhan yang berkesan.
Begitulah, sampai ramadhan 2016 sudah selesai, hari raya Iedul Fitri. Ini juga yang pertama buat kami. Biasanya kalau idul fitri embah di rumah kakak di Ngigas yang nota bene lebih 'ramai'. Sekarang, karena kondisi embah makin drop, dia berlebaran di rumah kami. Jadilah kami tuan rumah. Masak2, terima tamu...seneng juga...
Sekarang, mulai persiapan sekolah baru. Alhamdulillah, Ais diterima di Sastra Inggris Unair. Mulailah proses daftar ulang, tes kesehatan, tes bahasa Inggris... semua dilakukan setelah ayahnya kembali ke Bandung. Jadi praktis akulah yang harus riwa-riwi mengantarkannya. Nah inilah peristiwa yang membuatku seperti kanguru. Asisten rumah tangga belum datang, sementara kami di rumah aku dan dua anakku dengan embah sakit yang saaangat membutuhkan perhatian. Kalau malam, embah ini kalau istilah orang jawa, gak nurokno uwong. Hampir satu atau satu jam setengah beliau memanggil-manggil minta ini itu, misal minta pijit kepala, minta gosok punggung, minta bubur... benar2 menguji kesabaran. Meskipun anak embah ada empat, beliau hanya nyaman dengan kami. Jadi tidak mau dimana2.
Kembali ke proses daftar ulang Ais, karena tdk ada asisten RT, maka terpaksa embah kukirim ke bude (dengan berbagai bujukan supaya beliau kerasan). Teruuss....karena Idho juga belum sekolah, maka kemana2 kubawa juga. Mangkalnya ya di tempat kerja....seperti tidak profesional begitu...kerja sambil momong anak. Wes gede2 lagi. Masalahnya rumah kami jauh, kepentingan Ais ke Surabaya, jelas dia harus berangkat bersamaku. Kuantar ke tempat tujuan, nanti baliknya pakai taksi..... ke kantorku
Begitulah kejadian beberapa hari ini....hectic....sampai2 aku wes gak punya energi untuk nyetir ke Pacet ngantar Idho mulai masuk pondok...aku sewa kendaraan.
Mulai kemarin tgl 16 Juli 2016, anakku lanang masuk MBI Amanatul Ummah Pacet. Mudah2an kerasan, segera menyesuaikan diri serta mendapat ilmu yang manfaat dan berkah bagi kehidupannya di kemudian hari.
Perasaanku....campur aduk melepas Idho mondok, terpisah dari orang tua. Dia memang minta sendiri mondok
Anak yang biasanya makan banyak, tidur banyak, main banyak, internetan banyak...sekarang semua dibatasi...mudah2an segera bisa beradaptasi. Aku sedikit merasa terbantu karena kadang ketika aku kerja atau tugas luar kota, Idho sering ngilang, main sehingga malah menghawatirkan. Kalau di pondok, ia punya banyak teman, banyak pembimbing yang saling mengawasi. 
Tapi yang penting lago adlah kekhawatiranku karena ia agak malas beribadah. Dengan mondok ini mudah2 an kecintaannya pada agama menjadi bertambah besar. Dia tertarik terhadap ilmu agama, tapi rasa malasnya mengalahkan. Maklum masih anak2. Aku juga bersyukur, dengan begini aku akan selalu mendoakan anak2. Karena kalau kondisi biasa, aku sering lupa berdoa untuk anak (haaa, embok macam apa aku ini) padahal kalau kucermati, doaku untuk anak alhamdulillah dikabulkan Allah. 
Oleh karena itu, diakhir tulisan ini, aku memanjatkan doa, khusus untuk anakku lanang....semoga Allah subhana hu wataala melindungi Idho dari hal-hal buruk dan membahayakan dirinya dan teman-teman pondoknya dan ustad-ustadnya. Semoga pula, ia mendapat hidayah berupa ilmu yang manfaat dan barokah...Amiiin

Friday, June 24, 2016

Anak-anak sudah besar sekarang

Sudah lama tidak menulis.
Bulan puasa ini merupakan puasa sederhana kami. Pasalnya, pas hari pertama puasa, embah masuk RSI. maka kocar-kacirlah seluruh rencana kegiatan puasa. Menu sahur, menu berbuka sudah tidak ikut rencana lagi. Bahkan buka hari pertama, anak2 kuanjurkan ke masjid, biar dapat takjil dan buka puasa gratis. Lha gimana lagi, aku masih ngurusi embah di RS. 
Aku saaangat beruntung memiliki anak2 yg pangerten dan helpful. Dua remaja, satu lulusan SMU satu SMP, kadang harus kutugasi menjaga embahnya di RS karena tidak ada orang dewasa yang punya 'waktu' untuk menjaga embah di siang hari. Jadi waktu libur mereka praktis untuk menjaga embahnya. Bahkan sekarang setelah embah sudah kembali ke rumah, mereka masih dengan sabar menjaga dan melayani embah. 
Ada rasa trenyuh kemarin ketika Ais curhat "aku kemarin sampai pengen nangis" katanya.  Karena embah rewel...minta diambilkan makanan, sudah diambilkan, beliau bilang tidak enak...
Aku cuma bisa bilang, "sabar ya, nak!"
Aku yakin pembelajaran ini pasti berguna untuk anak2. Dibanding sepupu2 nya yang jarang menengok embahnya, anakku lebih terampil merawat orang tua.
Pagi tadi, ketika kutinggal kerja, Ais dan Idho membawa embahnya berjemur. Idho yang ngantuk-2 karena belum tidur sejak sahur tadi, tetep dengan patuh melayani embahnya...Alhamdulillah

Sunday, May 15, 2016

Idho Tes Masuk Pesantren, Aisya Wisuda

Sungguh, tanggal-tanggal di bulan ini membuatku montang-manting. Ini bahasa Jawa. Bahasa Indonesianya pontang-panting..gak beda jauh kan?
Balik ke topik,
Gimana gak hectic. Aisya dan Idho sama-sama berada ditingkat terakhir sekolahnya dan mulai mencari sekolah untuk jenjang berikutnya. Ya sudah, untung belum ada agenda yg bersamaan. Ah mudah2an enggak. Masak ibuknya ini dibelah jadi dua.
Tadi pagi Aisya wisuda
Ini potonya


Tuh asesoris cantiknya kita rangkai sendiri lho... cuma beli bahannya doang.
Yang membanggakan, Ais mencapai nilai Unas tertinggi untuk Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk IPA disekolahnya. Alhamdulillah
Sementara itu, tanggal 1 kemarin Idho tes di pesantren Amanatul Ummah Pacet.  Ini nih potonya. Dia lagi baris mengikuti pengarahan sebelum tes.


Waktu itu, Idho habis jatuh. Kakinya luka dan sedikit keseleo. Padahal pesantrennya berada di bukit, jadi konturnya naik turun. Kasihan juga dia.
Hasilnya. Alhamdulillah DITERIMA
Sekarang dalam proses pemikiran yang lebih mendalam, apakah dia benar-benar mau masuk pesantren dengan segala konsekuensinya. Karena keikutsertaan ter juga permintaan di sendiri

Wednesday, April 6, 2016

Ujian Praktek Idho

Ujian praktek SMP sungguh ribet.  Terutama kalau ujiannya bersifat girly (memasak, menjahit, dsb,) sementara anak kita cowok... maka yang ribet adalah ibunya.
Idho kemarin ujian praktek biologi membuat tape...Lah... jaman aku SMP, yang namanya praktek Biologi yang mengamati daun, rambut dsb pake alat... atau mereaksi bahan kimia dengan tabung reaksi...eee sekarang malah bikin tape.
Ternyata, tape tidak sekedar asal jadi tape, tapi harus dibungkus pake daun disemat pake lidi.... jadinya seperti praktik kewirausahaan..
Kemarin periapannya heboh banget... Si Idho beli beras ketan dapat beras yang hampir remuk (ini lho pedagang Indonesia, kalau yang beli anak-anak suka semena-mena).  Mestinya kalau tape kan bagus kalau bulirnya itu utuh.  Yo wes.  Malam sebelum ujian, ketan dikukus, paginya dikukus lagi karena takut busuk... hallah... mestinya dikukus pagi tapi takut kalau pagi kan heboh bikin sarapan...
malamnya juga menyiapkan daun dan lidi... ini cueknya Idho... dia tidak bilang sebelumnya kalau tape harus dibungkus kecil-kecil pake daun pisang... di rumah punya daun tapi tinggal dikit... akhirnya minta tetangga. Thank God, kami tinggal di kampung sehingga ada tetangga yang masih punya tanaman pisang.  
Yang tak kalah hebohnya, mengajari Idho membungkus tapi dengan daun dan menyemat lidi....wah... unforgetable moment.

Minggu ini, bersamaan, Ais UNAS berbasis komputer... alhamdulillah kelihatannya lancar.  Meskipun aku tahu kemampuan anakku sedang, yang penting asal lancar saja, kami bersyukur banget.  untuk mengapresiasi kerja keras anak-anak mempersiapkan ujian, aku sengaja rajin masak.  dibela-belain bikin zuppa soup, pie, nasi kebuli, paella...menu berganti-ganti tiap hari...
wes pokoke anak e heboh, embok e tak kalah heboh.

alhamdulillah lagi, kemarin Sabtu terima raport Sisipan Idho, ternyata kinerjanya bagus.  Ranking 70 dari sekitar 300 anak.  ini mengesankan sekali kalau dilihat dari keseharian Idho yang terseok-seok belajar matematika.  Akut tidak mempermasalahkan rankingnya, tapi aku benar-benar bersyukur dia sudah mengalami peningkatan kinerja.  Semoga ini tetap berlanjut dan lebih meningkat lagi.  Amin

Tuesday, March 29, 2016

Benar-Benar Ujian

Mulai kemarin Senin kami sudah bersiap-siap menghadapi serangkaian ujian-ujian yang akan dihadapi anak-anak.  Minggu ini Idho UAS, Ulangan terakhir dengan bahan semester 6.  Gaya belajarnya seperti biasa.  Idho insyaAllah bagus dihafalan, karena itu, untuk ulangan yang bersifat hafalan, dia hanya diminta membaca.  Nanti ditanya-tanyai...
Tapi dia harus tetap nyicil belajar matematika, karena matematikanya lemah.
Kemarin sudah daftar di ponpes Amanatul Ummah.  Nanti tanggal 1 Mei dia tes.
Sementara itu, Ais, minggu depan UNAS.  makanya minggu ini dia gladi bersih karena ini pertama kalinya sekolahnya mengandakan UNAS berbasis komputer.  Semoga saja lancar.  
Dia juga sudah memilih SNMPTN... Dari dulu kuingat cita-citanya ingin masuk Fakultas Bahasa, eh dekat-dekat njekethek pilih Psikologi sebagai pilihan pertama dan Mipa Biologi sebagai pilihan kedua.   Ini gara-gara dia suka nonton film-film tentang kejahatan yang berbasis psikologi seperti Criminal Mind. Akibatnya dia jadi tertarik mengamati sifat manusia.  Yo wes gak papa... yang penting bermanfaat positif dan barokah...
Cuma kalau tentang pilihan sekolah... kalau ketrima Universitas negeri, oke... silakan dijalani...ortu akan selalu mendukung.  Tapi kalau harus di swasta... Ais sudah setuju kalau kuliahnya di STIE Perbanas Surabaya..,. selain karena aku percaya pada kualitas pembelajaran di Perbanas, juga....gratis...tis untuk anak dosen dan karyawan.
Sebagai ibu yang baik... (cieee...) aku sudah mengingatkan anak-anak, bahwa minggu-minggu ini... sampai pertengahan Mei 2106 adalah masa-masa prihatin.  Kita tidak akan piknik-piknik... sebagai gantinya, untuk menyemangati anak-anak agar terus belajar... ketika ujian menu rumah agak lebih istimewa... Emboknya sudah menyusun menu dengan bantuan software meal planner.  Resep-resep sudah diimport dari allrecipe maupun yumly... paling yang berbeda, modifikasinya.... biasanya sih daging diganti tahu...huuu....tetep irit.
sumber inspirasi

Monday, February 22, 2016

Ujiaaaannnn

Setelah menunggu tiga tahun, kini datanglah masa ujian.......
Iya sih memang kan anak belajar disekolah menengah selama tiga tahun (normal).
Intinya, tahun ini adalah tahun kerja keras, prihatin dan tentu saja banyak berdoa mendekatkan diri pada Allah SWT... (kok kelihatan kalo butuh baru mendekat...dassar)
Inilah manusia...
btw, persiapan anak-anak masih belum maksimal...Idho masih suka lupa sama kaidah-kaidah matematika seperti persamaan garis, plus minus saja dia juga masih lama mikirnya. Duh.... anak ini benar-benar kurang konsen.  Prestasinya yang bagus waktu di SD dulu tentang IPA, sekarang  juga menurun, karena makin tinggi pendidikan, IPA tidak hanya biologi.  Dia lemah di Fisika.
Kemarin aku sempat marah ke Ais perkara dia bilang dia sudah memilih PTN.  Lho...kook... gak diskusi blas sama orang tua...jelas aku ngamuk... piye bocah iki...
Dan ini jeleknya keluarga kami...(aku mengakui) bahwa aku dan suami tidak terlalu ekspresif, terutama dalam meminta maaf...
Ais juga begitu.  Dia tidak segera minta maaf....
Jadinya...setiap melihat dia...bawaannya maraaahhh saja....dan dianya juga kelihatan santaiii aja...aku tambah muntab.
hari berikutnya, kelihatannya dia konfirmasi ke sekolah tentang pilihannya, dan ternyata memang belum dientry...sambil minta maaf lewat sms dia tanya"ibuk pengen aku masuk mana??"   Eallahhh dikiranya ibuknya ini mau mendoktrin dia seharusnya masuk mana...
sebagai dosen... pengalaman anak yg kuliahnya atas paksaan orang tua juga gak bagus.